Nasehat Spiritual

Sudah beberapa puluh menit dari masuknya waktu zuhur saat itu. Aku berada di pusat perbelanjaan yang tidak biasa aku kunjungi. Perlu sedikit usaha untuk menemukan mushalla guna menunaikan kewajiban sebagai hambaNya. Aku berusaha menuju basement karena biasanya mushalla berada pada lantai itu, tapi hasilnya Nihil. Sayangnya tidak ada petugas keamanan yang bisa kutanyai, ingin bertanya kepada pengunjung tapi aku tidak yakin mereka tau. Papan penunjuk arah juga tidak terpasang di pusat perbelanjaan yang memang tidak begitu ramai. Pusat perbelanjaan ini sepertinya sudah kehilangan pengunjungnya karena bermunculannya pusat-pusat perbelanjaan lain yang mampu menarik pengunjung untuk datang. Bangunannya cukup megah tapi sudah tidak terawat dari luar saja bisa terlihat cat yang sudah mengelupas dan pudar sehingga kelihatan buram. Sembari terus mencari aku bertemu dengan petugas cleaning service. Aku menaiki escalator yang sudah tidak berfungsi, akhirnya satu demi satu anak tangga terpaksa aku naiki dan akhirnya aku menemukannya sesuai petunjuk petugas cleaning service itu.

Sungguh terasa lega jika kewajiban sudah terpenuhi. Setelah menunaikan ibadah aku bergegas keluar dan duduk di sebuah kursi sembari memasang alas kaki. Disebelahku duduk seorang Bapak-bapak yang tadi menolak untuk berjamaah karena dia seorang musyafir yang akan menunaikan shalat ashar yang dijamak ke zuhur, sementara aku baru akan menunaikan shalat zuhur.

Kami berkenalan dan berbincang-bincang tanpa beranjak dari kursi itu. Ya suasana mushalla tidak ramai hanya beberapa orang saja yang beribadah di situ, sehingga kami tidak sungkan untuk menguasai kursi itu berdua saja. Dalam perbincangan Bapak itu mengajukan pertanyaan kepadaku untuk menerka berapa usinya. Aku berusaha menjawab sesuai dengan pengamatan terhadap ciri-ciri fisik orang tersebut. Sekitar 45an ujarku. Tapi ternyata beliau adalah pensiunan pegawai di salah satu instansi pemerintah, ya baru saja pensiun sekitar 1 tahun. Tentu kamu bisa menerka berapa usianya! Lalu aku bertanya apa yang membuat Bapak tampak begitu muda? Dengan mudah beliau menjawab "shalat".

Disamping beliau rajin minum air putih setiap pagi ternyata shalat merupakan salah satu bentuk dari yoga bagi beliau. Memang aku pernah mendengar bahwa gerakan shalat merupakan gerakan relaksasi yang akan merilekskan otot-otot kita. Beliau memberi penjelasan tentang gerakan-gerakan shalat dan mempraktekkan langsung posisi yang benar dalam shalat. Salah satunya posisi kaki yang terbuka lurus selebar bahu saat berdiri dalam shalat dan juga posisi punggung yang datar yang katanya itu akan menarik otot-otot punggung yang tegang. Dan banyak lagi gerakan-gerakan yang beliau ceritakan seperti berikut :

  • Menguatkan otot dan persendian, sebab gerakan shalat menjadikan semua persendian dan otot manusia bergerak
  • Menguatkan tulang punggung, mencegah agar tidak kering dan bengkok
  • menguatkan kondisi sendi-sendi kaki
  • Gerakan sujud dalam shalat juga memiliki manfaat yang besar. Di antaranya adalah mencegah penumpukan lemak dan menguatkan urat perut dan memperbaiki kinerja pencernaan
  • Bacaan-bacaan dalam shalat juga berfungsi sebaga latihan pernafasan yang sangat baik bagi kesehatan
  • Menjadikan fisik manusia secara umum berada dalam kondisi lebih sehat dan menunda penuaan
  • Sujud yang dilakukan agak lama memiliki manfaat untuk menguragi tekanan darah tinggi
  • Akan membuat seseorang tidak rentan terserang penyakit hati, membuat peredaran darah menjadi noramal dan sehat, dan mencegah kenaikan kadar kolestrol dalam darah
  • Prilaku dan sikap hidup mereka yang melakukan shalat dengan benar akan sangat membantu kondisi kesiapannya dalam mengahadapi gangguan yang bersifat psikologis.
Semua itu pernah aku dengar tapi kali ini Gusti Allah mengingatkanku melalui beliau untuk menjalankan shalat dengan benar, khusuk dan secara tumakninah. Beliau juga menyampaikan bahwa hanya sedikit orang yang shalat dengan penuh penghayatan. Ya mungkin ada benarnya juga karena sebagian kita mendapatkan Islam itu sebagai Islam keturunan bukan Islam yang kita peroleh dari hasil pencarian jati diri dan usaha yang keras sehingga sebagian dari kita acuh tak acuh akan esensi dari shalat itu. Dan mungkin itu termasuk aku juga. Kadang shalat yang kita jalani adalah shalat yang hanya sekedar membayar kewajiban kita kepada sang khalik.

Shalat merupakan bentuk komunikasi tanpa batas (hijab) manusia kepada Sang Pencipta Allah SWT Tuhan semesta alam. Di dalam shalat seorang muslim dapat berkomunikasi langsung dan bermunajat, bermohon serta mengadukan segala permasalahan dan problema yang dihadapinya kepada Sang Pencipta. Saat melaksanakn shalat, seorang muslim berhadapan langsung dengan Allah SWT bersimpuh di hadapan-Nya tanpa ada satu hijab pun yang menghalangi. Dengan shalat, seorang muslim akan merasakan ketenangan dan kedamaian.

Sangat disayangkan shalat yang penuh dengan doa dan penyerahan diri sepenuhnya manusia kepada Sang Pencipta jika dilakukan dengan tergesa-gesa.

Dalam shalat kita membaca doa iftitah yang didalamnya terkandung bentuk penyerahan diri kita kepada sang Pencipta.
" Inna salaati wa nusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin."
 Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya semata-mata bagi Allah

Jika benar-benar dihayati maka tidak satupun kita di muka bumi yang menjalankan shalat akan diperbudak oleh jabatan, harta kekayaan wanita dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Karena semua yang kita lakukan semata-mata hanya karena Allah SWT Tuhan Semesta Alam.

Setiap shalat kita juga membaca surat Al Fatihah, tapi sedikit sekali yang memahami makna yang terkandung dalam kalimah :
"Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin"
Hanya kepada-Mu kami meyembah dan hanya kepada-Mu saja kami mohon pertolongan 

Merupakan bentuk penyucian dari segala perbuatan yang mensekutukan Allah. Maka sudah sepantasnyalah Allah SWT yang menjadi satu-satunya penolong dalam hidup yang merupakan pengakuan atas kekusaan dan kekuatan Allah, sekaligus bentuk kepasrahan atas segala urusan kepada-Nya. Sehingga segala daya dan upaya yang dilakukan wajib tawakal terhadapNya.


Bacaan shalat merupakan doa lalu kenapa harus tergesa-gesa dalam shalat karena ingin mengerjakan hal lain yang bersifat duniawi sementara bacaan dalam shalat adalah bacaan yang menuntun kita mendapatkan dunia sekaligus akhirat. Salah satunya saat duduk diantar dua sujud kita membaca :
Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'afinii, wa'fu'annii. (Wahai Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, ber rizqilah aku, tunjukilah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah segala kesalahanku.)

Ada delapan permintaan yang kita ajukan saat duduk diantara dua sujud :
1. Ampunilah aku;
2. Rahmatilah aku;
3. Cukupilah aku;
4. Angkatlah derajatku;
5. Beri Rizqilah aku;
6. Tunjukilah aku;
7. Sehatkanlah aku;
8. Maafkanlah aku.
Semua permintaan inilah yang selama ini kita kejar-kejar di dunia ini. Kalau memang itu yang kita inginkan lalu kenapa harus tergesa-gesa melaksanakan shalat termasuk duduk diantara dua sujud ini.

Itulah Nasehat yang disampaikan beliau. Mungkin Allah ingin mengingatkanku melalui seorang musyafir yang berjumpa di sebuah mushalla di pusat perbelanjaan itu.

0 komentar:

Post a Comment